Tanpa bermaksud menyaingi tren pelem horor, judul di atas sepertinya yang paling tepat menggambarkan malam-malamku terakhir ini.Ceritanya, pindah kos. Dari wilayah kampus menuju kehidupan yang sesungguhnya, cieee….yap pindah ke dekat terminal bubulak bogor.
Awalnya mendengar kata bubulak, dah ilfil. Wah kebayang panas, ribet, dll yang ga enak-enak. Tapi begitu liat rumah kosnya, bener love in first sight. Rumah yang kecil, mungil, cantik. 4 kamar tidur, 1 ruang tamu dengan bar kecil yang membatasinya dengan dapur (inspirasi rumah masa depan nih…hehhee). Dan satu yang diluar dugaan sebelumya. Udaranya sejuk, segar, angin bertiup sepoi di pekarangan belakang yang sedikit tertutup daun bambu. Romantis abis…………
Rumahnya memang menyenangkan. Kurangya cuma tidak ada televisi dan kamarnya sempit. Dibandingkan kamarku yang sebelumnya, tinggal separonya saja. Dan untuk pengiritan, 1 kamar dipakai berdua. Miskin!
Nah ini awal mulai cerita suara-suara malam itu. Begini ceritanya……Kan kamar sempit, ranjangnya cuma atu dan kecil pula. Secara kami berdua, sama-sama malas untuk nurunin kasur tiap malam supaya ada dua tempat tidur, jadilah kami tidur berdua. Busyet….sempit dan panas. Dah gitu stop kontak listrik rusak, jadi hit elektrik andalan tidak bekerja. Alamak nyamuknya banyak……….. petanda awal untuk sulit sekali memejamkan mata. Walau rasanya ngantuk berat, tetap ga bisa tidur. Dan lengkaplah sudah penderitaanku, saat dari ter minal sebelah, suara calo tidak ada henti-hentinya sepanjang malam.
“singa, singa, singa…” Jurusan jasinga.
“liang,liang,liang….” Untuk ke leuwiliang
Ya Allah, awalnya aku bersabar, ah masih jam sepuluh ini, maksimal jam 11 atao 12 dah sepi lah yaTapi apa yang terjadi saudara-saudara, sampai jam tiga pagi aku masih mendengar suara-suara itu. Antara sadar dan tidak, aku seperti berada bersama mereka sepanjang malam itu. Gila. Luar biasa. Dan itu terjadi tiap malam. Sekarang sih sudah mulai terbiasa dinina bobokan oleh singa dan liang. Dan yang tidak kalah kerennya, pagi hari, setiap aku bangun jam 3 atau jam 4, suara pertama yang kudengar adalah singa dan liang. Oh my god.
Yah that’s life. Adanya suara calo 24 jam menunjukkan terminal tersebut 24 jam non stop operasinya. Berarti penumpang selalu ada dalam 24 jam tersebut. Dalam bayanganku, ada orang yang baru pulang dan sampai bogor jam 2 pagi, eh dah ada juga orang yang mau berangkat jam 3 pagi.
Maka beruntung sekali punya malam-malam yang tenang untuk istirahat. Makanya jangan terlena. Tidur 4-5 jam cukuplah, maksimal 6 jam. Karena saat kita harus melakukan aktivitas yang sama dengan semua orang, kita juga dituntut lebih produktif dari mereka. Maka satu-satunya alternatif menyiasati waktu adalah mengurangi waktu tidur kita. Plus jangan lupa memperbaiki konsumsi makanan (ayo galakkan program makan sayur dan buah), olahraga, hindari stress, rokok, alkohol, apalagi narkoba.
RAJIN !!! Semboyan kos baru. (Diucapkan dengan semagat dan cepat. Hasilnya seperti bunyi orang bersin). RAJIN, RAJIN, RAJIN !!!!
Comment Form under post in blogger/blogspot