Tuesday, November 04, 2008

GEN KEMISKINAN

Berapa lama orang miskin hidup miskin? Seumur hidupnya. Orang tuanya juga hidup miskin. Mungkin anaknya juga merasakan kemiskinan yang sama. Hal ini terjadi karena biasanya orang miskin, lahir dari keluarga miskin. Dan ia pun melahirkan seorang anak yang miskin. Maka sebagian besar orang miskin, melahirkan generasi miskin.

Kemiskinan itu diwariskan. Dari generasi ke generasi. Dari ibu kepada anaknya. Kemiskinan adalah suatu gen yang diturunkan. Seperti gen dalam tubuh manusia, gen kemiskinan menentukan fisik, otak dan mental seseorang.

GEN GIZI BURUK

Gen kemiskinan no 1 adalah gizi buruk. Gen ini adalah gen utama dan berperan sangat vital dalam meneruskan bakat kemiskinan. Gen gizi buruk diwariskan orang tua kepada anaknya mulai dari bayi. Ayah yang berpenghasilan pas-pasan, tidak sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi, baik dari segi jumlah maupun mutunya. Selain ASI, tidak ada makanan tambahan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang anak. Bahkan untuk makan biasa sehari-hari mereka kekurangan. Akibatnya anak tumbuh dengan gizi kurang, bahkan banyak kasus gizi buruk yang terjadi.

Masalah gizi pada anak, tidak hanya disebabkan oleh masalah keuangan keluarga. Hal lain yang juga menentukan adalah wawasan ibu mengenai makanan yang bergizi. Wawasan Ibu tentang usia emas pertumbuhan, zat gizi dan sumbernya, cara pengolahan makanan, pola makan, kerbersihan dan kesehatan, sangat menentukan kualitas seorang anak. Hal ini karena kualitas makanan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, otak dan mental anak. Anak yang makanannya baik (jumlah, mutu dan polanya) akan tumbuh sehat, cerdas dan produktif. Mereka memiliki peluang besar untuk memperoleh pekerjaan dan hidup mapan. Sedangkan anak dengan gizi buruk, fisiknya tidak sehat dan kecerdasannya kurang, sehingga akan mengalami kesulitan memperoleh kehidupan yang layak. Oleh karena itu, orang tua yang miskin berpeluang besar melahirkan anak yang miskin, karena gizi yang kurang sejak masih bayi sampai dewasa.

GEN KEBODOHAN

Kemiskinan membuat orang tua dan anak-anaknya tidak dapat mengakses pendidikan formal yang semakin mahal. Mereka banyak yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Anak-anak mereka hanya sekolah sampai tingkat SD atau SMP. Itu pun banyak yang putus di tengah jalan.

Pendidikan memang tidak harus di sekolah. Orang tua maupun masyarakat bisa memberikan pendidikan. Namun masalahnya, ayah dan ibu yang tidak berpendidikan, tidak akan mampu mengajarkan anak mereka membaca dan menulis. Bahkan masih banyak orang tua yang menganggap pendidikan itu tidak penting. Buat apa sekolah, lebih baik bantu orang tua bekerja. Pandangan ini tidak hanya di daerah pedesaan atau pedalaman, di perkotaan pun masih ada orang yang menganggap pendidikan anaknya tidak penting. Sehingga walaupun ada sekolah gratis, mereka masih enggan menyekolahkan anaknya.

Ketidakmampuan membayar biaya sekolah dan tidak adanya kesadaran orang tua menyebabkan anak menjadi tidak terdidik dan terkungkung dalam kebodohan. Mereka umumnya juga tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Akibatnya mereka hidup miskin seperti orang tuanya.

GEN NEGARA MISKIN

Salah satu kelebihan gen kemiskinan yang tidak dimiliki gen lain adalah gen ini bersifat menular. Hal ini menyebabkan kemiskinan mudah berkembang di satu wilayah dan sulit sekali dihilangkan. Di dalam suatu komunitas masyarakat, gen ini membentuk sifat-sifat yang menyebabkan seseorang awet miskin. Sifat tidak disiplin, tidak mau bekerja keras, bermalas-malasan, meminta-meminta, hanya bisa menuntut tetapi tidak mau kreatif berusaha. Semua sifat ini bila tidak segera dihilangkan akan menjadi ciri masyarakat kita. Imbasnya, kemiskinan akan menjadi identitas negara kita.

Di dalam suatu negara, gen kemiskinan biasanya masuk dalam tubuh para penguasa. Gen ini menyerang anggota legislatif, kepala daerah, para menteri dan juga presidennya. Sehingga mereka menjadi penguasa yang miskin nurani, miskin kepekaan dan miskin pemikiran. Miskin nurani sehingga sering korupsi dan memperkaya diri sendiri. Miskin kepekaan sehingga tidak peduli rakyatnya bodoh dan mati kelaparan. Miskin pemikiran sehingga tidak mampu membuat program untuk kesejahteraan.

PENGATURAN GEN

Tokoh penting dalam pewarisan gen-gen kemiskinan adalah wanita yang berperan sebagai ibu. Ibulah yang melahirkan, menentukan makanan, memberikan pengajaran, sering berinteraksi dengan anaknya dan mencontohkan banyak hal. Intinya seorang ibu sangat berperan bagi pertumbuhan fisik dan mental seorang anak.

Oleh karena itu, penting sekali memberikan pendidikan bagi wanita. Wanita akan menjadi ibu dan melahirkan generasi baru. Seorang wanita harus bisa membaca dan mengetahui tentang gizi dan kesehatan. Salah satu penelitian di Afrika menunjukkan dengan memberikan pendidikan membaca dan gizi (nutrition education) bagi wanita miskin dapat membuat mereka menjadi ibu yang baik bagi anaknya. Mereka mampu memberikan pendidikan bagi anak dirumah dan memberikan makanan yang bergizi. Dampaknya anak tumbuh sehat dan cerdas.

Pendidikan gizi pada wanita dapat dijadikan salah satu solusi bagi upaya mengurangi pertumbuhan angka kemiskinan. Wanita miskin, baik sekolah formal atau tidak, diberi pelajaran dasar membaca menulis dan berhitung. Mereka juga dibekali dengan pengetahuan tentang makanan, gizi dan kesehatan. Dengan program ini diharapkan dapat lahir anak-anak dengan masa depan yang lebih baik daripada orang tuanya.